Contoh Naskah Drama Sekolah
Teks naskah drama sekolah akan menjadi pembahasan kita pada posting artikel pendidikan pada kesempatan kali ini. Sebelumnya saya sudah berbagi dengan Anda tumpuan teks naskah pembawa jadwal atau teks MC. Naskah drama sekolah sendiri merupakan sebuah naskah drama yang terkait dengan lingkup sekolahan.
Anda mungkin sedang membutuhkan rujukan naskah dialog drama sekolah, dan berikut ini ialah contohnya.
Naskah Drama anak sekolah (Anak kuper , tidak selalu buruk)
Terdapat sebuah genk disalah satu sekolah swasta yang terletak tidak jauh dari areal persawahan. Mereka tergolong cukup familiar disekolahnya. Anggota genk tersebut selalu mementingkan gaya daripada pendidikannya. Ketika sudah terlanjur menjadi anggota genk ini, yang bersangkutan dihentikan untuk bermain dengan sobat lain yang bukan penggalan dari mereka. Kala itu hari masih pagi, Grenny merupakan salah seorang dari anggota mereka tiba-tiba tiba dengan raut wajah yang penuh kekesalan.
Dialog Drama
Grenny : “Fuhhh. . . !! Tugas apa’an sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Ardita, lu udah belom peran bahasa nya?”
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Ardita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Grenny : “Aduh Ardita...! Lola banget sih!
Ini nih, peran bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Dian dan Casandra menghampiri Grenny yang sedang marah-marah.
Dian : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Casandra : “Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Grenny : “Ini nih, ada peran bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Casandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Dian : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Grenny dan Casandra ke kantin)
Ketika sedang berjalan menuju kantin sekolah, Casandra, Grenny dan Dian bertemu dengan Nencia yang nampaknya baru datang. Nencia ialah anak yang selalu menjadi usikan lantaran ialah dianggap berpenampilan payah dan tidak punya fashion. Padahal, Nencia ialah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau fashion.
Grenny : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Dian dan Casandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Nencia)
Casandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Ardita yang nampaknya masih gundah dengan peran tersebut, menyempatkan diri untuk bertanya kepada Nencia.
Ardita : “Pagi Nenci..! kau peran bahasanya sudah belum?”.
Nencia : “Sudah kok, Ardita.”
Ardita : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Nencia : “Boleh kok..”
(sambil tersenyum)
Tidak sempat bertanya, Grenny, Dian serta Casandra datang. Mereka tidak suka Ardita mendekati anak nggak punya fashion itu.
Dian : “Ohh.. Ardita!
Casandra : “Berani ya kau deket-deket sama anak ini?”.
Grenny : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Ardita : “Yah, kan saya cuman mau tanya peran ke Nenci.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Casandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Ardita : “Iya. Memang kau mampu san?”
Casandra : “Ehmm..., jikalau cuman begini ya mudah lah dit!”
Ardita : “Kamu bisa?? Coba kau baca halaman 5.”
Casandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Grenny : “Yah, kirain lu mampu san!”
Dian : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Ardita)
Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Dian : “San, ngga ada salahnya ya jikalau kita temenan sama Nenci.
Biarpun kuper, Nenci itu pinter lho san!
Casandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Grenny : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Nenci ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Ardita dan Nenci yang sedang ngobrol)
Casandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Dian : “San, kayaknya bener apa kata Grenny.
Ya, jikalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Grenny)
Casandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Casandra nampak senang dengan nilai peran mereka yang memuaskan. Sementara Casandra, terlihat duka lantaran ialah nilainya pas-pasan.
Grenny : “Yey...nilai gue 9!”
Dian : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Nenci, berkat kau ini Len!”
Ardita : “Wah, iya Nenci hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Nencia : “Aku ikut seneng deh jikalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Casandra berapa ya?”
Ardita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri sambil menengok kea rah Casandra)
Grenny dann Dian : “Iya yuk..”
Mereka tiba menghampiri Casandra yang nampaknya sedang murung.
Ardita : “Hey Casandra, pasti nilai kau manis deh.”
(tersenyum ramah)
Casandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Nenci : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Dian : “Iya Casandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok kau ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Grenny : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
Casandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Dian : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
(melirik ke arah Casandra yang masih terlihat acuh)
Ardita dan Nenci : “Okelah..”
Kemudian mereka ke kantin, lantaran ialah kecewa dengan perkataan Casandra yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Casandra memanggil mereka.
Casandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Nenci,Dian,Ardita,Grenny : “Iya ada apa san?”
(menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Casandra : “Ehm.. maaf ya?”
Ardita : “Maaf kenapa Casandra?”
Casandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Dian : “Iya Casandra. Kita maafin kok jikalau kau sudah minta maaf.”
Grenny : “Nggak papa kali San. tapi asal kau tau, Nenci nggak seburuk yang kita kira. B uktinya ia mau bantu kita belajar.”
Casandra : “Iya saya tau. Mungkin saya cuman sirik sama Nenci.
Yah, saya sadar deh, tanpa kalian saya bukan apa-apa.
Maafin saya ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Nenci, maafin saya ya?”
Nenci : “Nggak papa kok Casandra. Lagipula saya juga nggak mau musuhin kamu”.
Dian : “Iya Casandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Casandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal saya sudah egois.
Aku nyesel sudah musuhin Nenci.”
Grenny, Ardita : “Iya Casandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”
(bersahut-sahutan)
Casandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Dian : “Iya Casandra, saya juga ya San.”
Nenci : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Grenny : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Dian,Ardita, Nenci, Casandra : ”Heeeeee..”
Lantas, mereka tidak lagi memusuhi Nenci.Mereka sadar bahwa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang terlalu banyak memikirakan soal gaya. Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak mampu hidup sendiri tanpa perlindungan orang lain sebagai makhluk sosial. Kini mereka menjadi sobat dan melupakan kesalahan-kesalahan yang sudah usai.
Drama Sekolah > Selesai
Demikian artikel contoh naskah drama singkat yang diharapkan mempunyai kegunaan buat Anda yang sedang membutuhkannya.
Anda mungkin sedang membutuhkan rujukan naskah dialog drama sekolah, dan berikut ini ialah contohnya.
Naskah Drama anak sekolah (Anak kuper , tidak selalu buruk)
Terdapat sebuah genk disalah satu sekolah swasta yang terletak tidak jauh dari areal persawahan. Mereka tergolong cukup familiar disekolahnya. Anggota genk tersebut selalu mementingkan gaya daripada pendidikannya. Ketika sudah terlanjur menjadi anggota genk ini, yang bersangkutan dihentikan untuk bermain dengan sobat lain yang bukan penggalan dari mereka. Kala itu hari masih pagi, Grenny merupakan salah seorang dari anggota mereka tiba-tiba tiba dengan raut wajah yang penuh kekesalan.
Dialog Drama
Grenny : “Fuhhh. . . !! Tugas apa’an sih ini?
gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Ardita, lu udah belom peran bahasa nya?”
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Ardita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Grenny : “Aduh Ardita...! Lola banget sih!
Ini nih, peran bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Dian dan Casandra menghampiri Grenny yang sedang marah-marah.
Dian : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Casandra : “Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Grenny : “Ini nih, ada peran bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Casandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Dian : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Grenny dan Casandra ke kantin)
Ketika sedang berjalan menuju kantin sekolah, Casandra, Grenny dan Dian bertemu dengan Nencia yang nampaknya baru datang. Nencia ialah anak yang selalu menjadi usikan lantaran ialah dianggap berpenampilan payah dan tidak punya fashion. Padahal, Nencia ialah anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau fashion.
Grenny : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.
Dian dan Casandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Nencia)
Casandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Ardita yang nampaknya masih gundah dengan peran tersebut, menyempatkan diri untuk bertanya kepada Nencia.
Ardita : “Pagi Nenci..! kau peran bahasanya sudah belum?”.
Nencia : “Sudah kok, Ardita.”
Ardita : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Nencia : “Boleh kok..”
(sambil tersenyum)
Tidak sempat bertanya, Grenny, Dian serta Casandra datang. Mereka tidak suka Ardita mendekati anak nggak punya fashion itu.
Dian : “Ohh.. Ardita!
Casandra : “Berani ya kau deket-deket sama anak ini?”.
Grenny : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Ardita : “Yah, kan saya cuman mau tanya peran ke Nenci.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Casandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Ardita : “Iya. Memang kau mampu san?”
Casandra : “Ehmm..., jikalau cuman begini ya mudah lah dit!”
Ardita : “Kamu bisa?? Coba kau baca halaman 5.”
Casandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Grenny : “Yah, kirain lu mampu san!”
Dian : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama penghianat!”
(Menyindir Ardita)
Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Dian : “San, ngga ada salahnya ya jikalau kita temenan sama Nenci.
Biarpun kuper, Nenci itu pinter lho san!
Casandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Grenny : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Nenci ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Ardita dan Nenci yang sedang ngobrol)
Casandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Dian : “San, kayaknya bener apa kata Grenny.
Ya, jikalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Grenny)
Casandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Casandra nampak senang dengan nilai peran mereka yang memuaskan. Sementara Casandra, terlihat duka lantaran ialah nilainya pas-pasan.
Grenny : “Yey...nilai gue 9!”
Dian : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Nenci, berkat kau ini Len!”
Ardita : “Wah, iya Nenci hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Nencia : “Aku ikut seneng deh jikalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Casandra berapa ya?”
Ardita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri sambil menengok kea rah Casandra)
Grenny dann Dian : “Iya yuk..”
Mereka tiba menghampiri Casandra yang nampaknya sedang murung.
Ardita : “Hey Casandra, pasti nilai kau manis deh.”
(tersenyum ramah)
Casandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Nenci : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Dian : “Iya Casandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok kau ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Grenny : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
Casandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Dian : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
(melirik ke arah Casandra yang masih terlihat acuh)
Ardita dan Nenci : “Okelah..”
Kemudian mereka ke kantin, lantaran ialah kecewa dengan perkataan Casandra yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Casandra memanggil mereka.
Casandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Nenci,Dian,Ardita,Grenny : “Iya ada apa san?”
(menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Casandra : “Ehm.. maaf ya?”
Ardita : “Maaf kenapa Casandra?”
Casandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Dian : “Iya Casandra. Kita maafin kok jikalau kau sudah minta maaf.”
Grenny : “Nggak papa kali San. tapi asal kau tau, Nenci nggak seburuk yang kita kira. B uktinya ia mau bantu kita belajar.”
Casandra : “Iya saya tau. Mungkin saya cuman sirik sama Nenci.
Yah, saya sadar deh, tanpa kalian saya bukan apa-apa.
Maafin saya ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Nenci, maafin saya ya?”
Nenci : “Nggak papa kok Casandra. Lagipula saya juga nggak mau musuhin kamu”.
Dian : “Iya Casandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Casandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal saya sudah egois.
Aku nyesel sudah musuhin Nenci.”
Grenny, Ardita : “Iya Casandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin kamu,San”
(bersahut-sahutan)
Casandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Dian : “Iya Casandra, saya juga ya San.”
Nenci : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Grenny : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Dian,Ardita, Nenci, Casandra : ”Heeeeee..”
Lantas, mereka tidak lagi memusuhi Nenci.Mereka sadar bahwa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang terlalu banyak memikirakan soal gaya. Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak mampu hidup sendiri tanpa perlindungan orang lain sebagai makhluk sosial. Kini mereka menjadi sobat dan melupakan kesalahan-kesalahan yang sudah usai.
Drama Sekolah > Selesai
Demikian artikel contoh naskah drama singkat yang diharapkan mempunyai kegunaan buat Anda yang sedang membutuhkannya.
0 Response to "Contoh Naskah Drama Sekolah"
Post a Comment