Rumah Budbahasa Kalimantan Selatan, Nama, Gambar, Dan Penjelasannya
Jika Thailand mempunyai Floating Market (pasar apung) di Pattaya, Indonesia juga mempunyai pasar apung yang terletak di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pasar ini mulai ada semenjak tahun 1500-an dan lebih dikenal dengan nama Pasar Terapung Muara Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito.
Rumah adat Baanjung yakni nama dari rumah etika Kalimantan Selatan, salah satu rumah etika yang cukup unik gaya arsitekturnya. Berikut ini klarifikasi mengenai Rumah etika tersebut secara lengkap mulai dari konstruksi, gambar, dan filosofinya.
Kayu ulin, kayu lanan, dan kayu damar putih merupakan material utama yang dipakai dalam konstruksi dan bangunan rumah etika Kalimantan Selatan ini. Bagian depan rumah memakai papan kayu ulin, sedangkan belahan samping dan belakang memakai papan kayu lanan dan kayu damar putih. [Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Barat]
Bubungan atap Rumah etika Kalimantan Selatan ini berbentuk segitiga dengan atap tinggi melancip (disebut dengan Bubungan Tinggi), memanjang ke depan (disebut dengan atap Sindang Langit) dan memanjang ke belakang (disebut atap Hambin Awan).
Rangka atap memakai kayu dan ditutupi dengan sirap atau rumbia. Lantainya tersusun dari papan kayu ulin yang disebut dengan lantai jarang atau lantai ranggang. Sedangkan dindingnya merupakan papan yang dipasang dengan posisi berdiri sehingga melekat pada tiang-tiang rangka rumah. [Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Timur]
Ruang terbuka disebut juga Palatar atau teras atau Pamedangan. Terletak di belahan depan rumah dengan luas sekitar 7 x 3 meter. Di teras ini diletakkan kawasan air yang dipakai untuk membasuh kaki sebelum masuk ke rumah.
Ruang setengah terbuka disebut juga lapangan pademangan. Ruang ini difungsikan sebagai beranda atau teras rumah.
Ruang dalam terdiri atas beberapa belahan di antaranya pacira, panampik kacil, panampik tangah, dan beberapa belahan lain.
Nah, demikianlah pemaparan mengenai Rumah Baanjung, rumah etika Kalimantan Selatan yang saran dengan nilai-nilai filosofi. Semoga kita semakin mengenal rumah etika masyarakat suku Banjar ini dan mulai melestarikannya. Salam
Rumah Adat Kalimantan Selatan
Seperti halnya dalam kegiatan jual beli, kegiatan masyarakat Kalimantan Selatan memang lebih banyak dilakukan di atas sungai. Berdasarkan hal ini, maka rumah yang mereka tinggali konstruksinya juga sering diadaptasi dengan aktivitasnya tersebut, misalnya mirip pada konstruksi rumah etika Baanjung yang berupa rumah pangung.Rumah adat Baanjung yakni nama dari rumah etika Kalimantan Selatan, salah satu rumah etika yang cukup unik gaya arsitekturnya. Berikut ini klarifikasi mengenai Rumah etika tersebut secara lengkap mulai dari konstruksi, gambar, dan filosofinya.
Sekilas Tentang Provinsi Kalimantan Selatan
Terletak di belahan selatan Pulau Kalimantan, provinsi ini beribukota di Banjarmasin. Kalimantan Selatan terdiri dari 11 kabupaten dan 2 kota yaitu, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. Kabupatennya yaitu Kabupaten Balangan, Banjar, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Kotabaru, Tabalong, Tanah Bumbu, Tanah Laut dan Kabupaten Tapin.Rumah Adat Baanjung
Suku Banjar merupakan suku lebih banyak didominasi di Kalimantan Selatan. Suku Banjar mendiami rumah etika Banjar yang disebut dengan Rumah Baanjung. Dalam bahasa Banjar, ba-anjung berarti beranjung atau bersayap. Hal ini terlihat dari adanya sayap bangunan yang menjorok dari samping kiri dan kanan bangunan utama. Sayap ini merupakan bangunan pelengkap di kanan kiri rumah.Kayu ulin, kayu lanan, dan kayu damar putih merupakan material utama yang dipakai dalam konstruksi dan bangunan rumah etika Kalimantan Selatan ini. Bagian depan rumah memakai papan kayu ulin, sedangkan belahan samping dan belakang memakai papan kayu lanan dan kayu damar putih. [Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Barat]
Konstruksi Rumah
Rumah Baanjung mempunyai tubuh yang berbentuk lurus memanjang ke depan dengan tiang sebagai pondasinya. Tiang merupakan pondasi utama yang sangat diperhatikan dalam pembangunan rumah Baanjung. Untuk pondasi tiang umumnya dipakai kayu kapur naga atau kayu galam, sedangkan untuk tiang penunjang dipakai material berupa kayu ulin.Bubungan atap Rumah etika Kalimantan Selatan ini berbentuk segitiga dengan atap tinggi melancip (disebut dengan Bubungan Tinggi), memanjang ke depan (disebut dengan atap Sindang Langit) dan memanjang ke belakang (disebut atap Hambin Awan).
Rangka atap memakai kayu dan ditutupi dengan sirap atau rumbia. Lantainya tersusun dari papan kayu ulin yang disebut dengan lantai jarang atau lantai ranggang. Sedangkan dindingnya merupakan papan yang dipasang dengan posisi berdiri sehingga melekat pada tiang-tiang rangka rumah. [Baca Juga : Rumah Adat Kalimantan Timur]
Pembagian Ruangan
Rumah Baanjung terbagi atas beberapa ruangan, yaitu ruang terbuka, ruang setengah terbuka, dan ruang dalam.Ruang terbuka disebut juga Palatar atau teras atau Pamedangan. Terletak di belahan depan rumah dengan luas sekitar 7 x 3 meter. Di teras ini diletakkan kawasan air yang dipakai untuk membasuh kaki sebelum masuk ke rumah.
Ruang setengah terbuka disebut juga lapangan pademangan. Ruang ini difungsikan sebagai beranda atau teras rumah.
Ruang dalam terdiri atas beberapa belahan di antaranya pacira, panampik kacil, panampik tangah, dan beberapa belahan lain.
- Pacira. Terdiri dari pacira luar dan pacira dalam. Pacira luar terletak sesudah pintu depan (disebut dengan Lawang Hadapan). Pacira dalam merupakan kawasan untuk menyimpan alat-alat pertanian, alat penangkap ikan dan pertukangan.
- Panampik kacil. Dapat ditemukan sesudah lawang hadapan yang merupakan ruang tamu dengan lantai yang lebih tinggi aripada palatar.
- Panampik tangah. Ruangan ini merupakan ruang tamu di belahan tengah rumah dengan lantai yang lebih tinggi daripada lantai panampik kacil.
- Panampik basar. Merupakan ruang tamu belahan dalam dengan lantai yang lebih tinggi daripada lantai panampik tangah.
- Padapuran atau padu. Terletak di belahan belakang rumah yang dipakai sebagai kawasan untuk kegiatan masak-memasak dan kegiatan tumah tangga.
- Palidangan atau Ambin dalam
- Panampik dalam atau panampik bawah
Nilai-Nilai Filosofi
Rumah etika Kalimantan Selatan mempunyai beberapa nilai filosofi, di antaranya terkait dengan kepercayaan dan kehidupan masyarakat suku Banjar yang menjadi lebih banyak didominasi di provinsi ini. Berikut pemaparan mengenai nilai-nilai filosofis rumah adat yang satu ini.1. Dwitunggal semesta
Pada belahan atas rumah terdapat gesekan naga yang melambangkan alam bawah dan pada belahan atas rumah terdapat gesekan elang gading yang melambangkan alam atas. Suku Banjar mempercayai bahwa rumah merupakan kawasan sakral dimana Yang Maha Esa juga ikut tinggal di dalamnya.2. Payung dan pohon hayat
Jika dilihat sekilas, atap rumah etika Kalimantan Selatan berbentuk mirip payung. Hal ini melambangkan kekuasaan dan tingkat kebangsawanan. Selain berbentuk segitiga, atap rumah Baanjung ini juga membumbung tinggi mirip pohon hayat. Pohon hayat dipercaya sebagai cerminan dari aneka macam aspek yang menyatukan dunia. [Baca Juga : Pakaian Adat Kalimantan Timur]3. Tubuh manusia
Suku Banjar mengibaratkan rumah mirip tubuh manusia. Bagian atap mirip kepala, tubuh rumah mirip badan, tiang-tiang penyangga mirip kaki dan anjung mirip ajun dan kiri. Setiap belahan rumah dibentuk simetris yang mewakili kehidupan yang seimbang, baik kehidupan sehari-hari maupun kehidupan dalam pemerintahan.4. Ruangan yang bersusun
Memasuki rumah etika Baanjung mirip menaiki tangga. Setiap memasuki satu ruangan maka akan menaiki satu anak tangga, sebab letak ruangan yang semakin dalam semakin tinggi lalu rendah dikala memasuki belahan belakang rumah. Hal ini melambangkan tata krama Suku Banjar yang kental yang sangat menghormati si pemilik rumah.Nah, demikianlah pemaparan mengenai Rumah Baanjung, rumah etika Kalimantan Selatan yang saran dengan nilai-nilai filosofi. Semoga kita semakin mengenal rumah etika masyarakat suku Banjar ini dan mulai melestarikannya. Salam
0 Response to "Rumah Budbahasa Kalimantan Selatan, Nama, Gambar, Dan Penjelasannya"
Post a Comment